Langsung ke konten utama

TUTORIAL PROXMOX DEBIAN 12

  INSTALASI DAN KONFIGURASI PROXMOX PADA DEBIAN 12 STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT





ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH   

    Halo semuanya!, perkenalkan saya afgan salah satu siswa TKJ dari sekolah SMK Negeri 1 Cerme, di sini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana cara untuk instalasi dan meng-konfigurasi Proxmox pada debian 12.Simak baik-baik ya langkah-langkah berikut ini.

Sejarah Proxmox

    Sejarah Proxmox dimulai pada tahun 2008, ketika perusahaan asal Austria bernama Proxmox Server Solutions GmbH merilis versi pertama dari Proxmox Virtual Environment (Proxmox VE). Proxmox dikembangkan sebagai solusi open-source untuk virtualisasi server berbasis Linux yang menggabungkan dua teknologi utama, yaitu KVM (Kernel-based Virtual Machine) dan OpenVZ (yang kemudian digantikan oleh LXC). Tujuan awalnya adalah menyediakan platform virtualisasi yang stabil, mudah digunakan, dan tidak memerlukan biaya lisensi mahal seperti produk komersial lainnya. Seiring waktu, Proxmox berkembang pesat dengan menambahkan berbagai fitur penting seperti antarmuka web GUI, live migration, cluster management, dan backup otomatis. Pada versi-versi terbaru, Proxmox mengintegrasikan Ceph sebagai penyimpanan terdistribusi dan mendukung sistem container modern berbasis LXC. Karena sifatnya yang open-source dan terus dikembangkan secara aktif oleh komunitas global, Proxmox kini menjadi salah satu solusi virtualisasi yang banyak digunakan di dunia pendidikan, perusahaan kecil hingga besar, serta di berbagai data center untuk efisiensi manajemen server dan infrastruktur IT.


Fungsi-Fungsi Proxmox

    Proxmox memiliki berbagai fungsi utama yang sangat berguna dalam manajemen server dan infrastruktur jaringan berbasis virtualisasi. Fungsi pertama dan paling utama adalah sebagai platform virtualisasi, di mana Proxmox memungkinkan pengguna untuk membuat dan menjalankan beberapa mesin virtual (VM) dan container (LXC) secara bersamaan di satu server fisik. Hal ini membuat penggunaan sumber daya perangkat keras menjadi lebih efisien. Fungsi berikutnya adalah manajemen sistem yang terpusat melalui antarmuka berbasis web (web GUI), yang memudahkan administrator jaringan untuk mengatur, memantau, dan mengontrol semua VM dan container tanpa perlu mengetik banyak perintah di terminal. Selain itu, Proxmox juga berfungsi untuk backup dan restore data virtual secara otomatis dan terjadwal, guna menjaga keamanan dan keberlangsungan data. Fitur clustering pada Proxmox memungkinkan beberapa server untuk digabungkan dalam satu sistem terpusat sehingga mempermudah manajemen skala besar. Proxmox juga mendukung live migration, yaitu kemampuan memindahkan VM dari satu server ke server lain tanpa perlu mematikan VM tersebut, yang sangat penting untuk pemeliharaan sistem tanpa downtime. Dengan tambahan fitur seperti firewall terintegrasi, manajemen jaringan virtual (bridge, NAT, VLAN), serta integrasi dengan sistem penyimpanan seperti Ceph atau ZFS, Proxmox menjadi solusi virtualisasi lengkap dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan, baik di lingkungan pendidikan maupun industri.


Kelebihan Proxmox

    Proxmox memiliki banyak kelebihan yang menjadikannya pilihan populer untuk virtualisasi, baik di lingkungan pendidikan, perusahaan kecil-menengah, hingga data center profesional. Salah satu kelebihannya yang paling menonjol adalah sifatnya yang open-source dan gratis, sehingga pengguna dapat mengakses semua fitur inti tanpa harus membayar lisensi mahal seperti pada platform virtualisasi komersial lainnya. Proxmox juga memiliki antarmuka berbasis web (web GUI) yang sangat user-friendly, memungkinkan pengguna mengelola mesin virtual dan container dengan mudah, bahkan bagi pemula. Selain itu, Proxmox mendukung dua jenis virtualisasi sekaligus, yaitu KVM (untuk virtualisasi penuh) dan LXC (untuk container ringan), sehingga memberikan fleksibilitas tinggi dalam memilih jenis virtualisasi sesuai kebutuhan. Fitur live migration memungkinkan pemindahan VM antar server tanpa downtime, sangat penting untuk menjaga ketersediaan layanan. Proxmox juga mendukung clustering dan manajemen multi-node, sehingga mempermudah pengelolaan infrastruktur berskala besar. Ditambah lagi, Proxmox mendukung berbagai jenis penyimpanan seperti ZFS, LVM, NFS, dan Ceph, serta memiliki fitur backup dan restore otomatis untuk keamanan data. Dengan dokumentasi yang lengkap dan komunitas global yang aktif, Proxmox menjadi solusi virtualisasi yang handal, hemat biaya, dan terus berkembang.


Kekurangan Proxmox

    Meskipun Proxmox memiliki banyak kelebihan, namun seperti teknologi lainnya, Proxmox juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu kekurangannya adalah kurangnya dukungan resmi jika tidak berlangganan versi enterprise, karena untuk mendapatkan update yang stabil dan dukungan teknis langsung dari tim pengembang, pengguna harus membayar lisensi berlangganan. Pengguna gratis hanya mendapatkan update dari repository “no-subscription” yang kadang lebih berisiko karena belum sepenuhnya stabil. Selain itu, meskipun antarmuka web Proxmox tergolong user-friendly, tetap saja untuk konfigurasi yang lebih kompleks dibutuhkan pengetahuan teknis yang cukup, terutama bagi pemula yang belum terbiasa dengan sistem Linux. Proxmox juga belum sepopuler platform komersial seperti VMware, sehingga jumlah tutorial dan dokumentasi berbahasa Indonesia masih terbatas dibandingkan dengan solusi virtualisasi lainnya. Di sisi lain, integrasi dengan beberapa layanan pihak ketiga (seperti backup eksternal, cloud provider, atau solusi monitoring tertentu) masih memerlukan pengaturan manual yang lebih rumit. Terakhir, performa virtualisasi container berbasis LXC mungkin tidak cocok untuk semua jenis aplikasi, terutama yang membutuhkan isolasi tingkat tinggi seperti sistem perbankan atau keamanan.


Langkah-Langkah Instalasi dan Konfigurasi Proxmox

1. Masuk ke Virtualbox dan buat machine baru seperti gambar dibawah. Masukkan file ISO Proxmox nya dan pastikan type nya Linux version nya ke debian/debian (64 bit)



2. Untuk Minimal RAM nya 2 GB & CPU nya 2 core.


3. Untuk Harddisk minimum nya yaitu 16 GB lalu klik selesai.


4. Jika sudah pergi ke Pengaturan -> Jaringan, untuk Adaptor 1 kalian pilih Bridge & Adaptor 2 kalian pilih Host Only, jika sudah kalian start VM nya.


5. Disini kalian pilih Graphical (Pilihan 1).


6. Pilih I Agree.



7. Pilih Next.


8. Country nya pilih Indonesia, Time zone kalian pilih Asia/Jakarta, dan keyboard layout nya U.S. English, jika sudah klik Next.


9. Masukkan password & konfirm password, untuk email nya kalian masukkan terserah aja, jika sudah klik Next.


10. Kalian masukkan IP nya dan juga hostname nya, jika sudah klik Next.


11. Dan jika sudah seperti ini kalian pilih Install.


12. Kalian tunggu proses instalasi nya, untuk menunggu nya kalian bisa luangkan dengan membaca Al-Quran ataupun sholat terlebih dahulu


13. Jika sudah selesai, eject file iso proxmox nya


14. Kalian login sebagai root dan masukkan password tadi.


15. Lalu ketikkan "nano /etc/network/interfaces" untuk mengatur IP Proxmox nya.


16. Restart dengan perintah "systemctl restart networking" dan cek dengan perintah "ip a".


17. Kemudian, kalian masuk ke Browser andalan kalian dan ketik (IP yang kalian dapat :8006)
Contoh 10.175.254.64:8006


18. Klik local server kalian


19. Kemudian pilih templates


20. Dan unduh debian sesuai keinginan kalian


21. Lalu kalian buat kontainer 1


22. Lalu kalian pilih Create CT di pojok kanan atas untuk membuat Container


23. Kalian masukkan hostname dan juga password nya, jika sudah pilih Next


24. Kalian masukkan hostname dan juga password nya, jika sudah pilih Next


25. Kalian masukkan jumlah penyimpanan nya & pilih Next


26. Lalu masukkan jumlah CPU nya & pilih next


27. Dan masukkan jumlah Memory/RAM lalu pilih next


28. Kalian masukkan IP nya bisa DHCP ataupun Static, tapi disini saya pilih Static, & jika sudah next saja


29. Untuk DNS nya opsional bisa diisi ataupun engga lalu pilih next


30. Jika sudah seperti ini kalian klik finish saja


31. Lalu kalian tunggu proses pembuatan CT nya


32. Jika sudah kalian start saja, untuk start kalian pilih CT nya lalu klik kanan & pilih start


33. Untuk melihat CT nya kalian pilih masuk Console


34. Lalu jika sudah kalian login sebagai root dengan password yg kalian buat tadi


35. Pada CT ini sudah otomatis terinstall ssh server nya jadi kita tidak perlu menginstall nya secara manual
Jadi langsung aja Masukkan Perintah "apt update && upgrade -y"



36. Ketikkan "nano /etc/ssh/sshd_config" lalu scroll kebawah sampai ketemu #PermitRootLogin prohibit-password lalu kalian ubah menjadi PermitRootLogin yes


37. Lalu restart ssh dengan perintah "systemctl restart ssh"


38. Kalian bisa pakai software remote ssh tapi disini saya pakai cmd saja ketikkan command "ssh root@ip container 1"



39. Langkah selanjutnya adalah menambahkan Kontainer lagi, Kalian bisa menambahkan lewat Create mannual atau langsung clone saja. Disini, saya menggunakan cara clone agar lebih cepat dan hemat waktu


40. Kemudian Isi Hostname nya dan usahakan beda dengan Kontainer pertama yang kalian buat


41. Lanjut setting network nya, IP nya bisa kalian setting DHCP maupun STATIC, bebas sesuai keinginan kalian


42. Berhubung ini adalah Kontainer Cloningan, jadi kita tidak perlu setting untu bagian ssh nya, karna udah otomatis sama dengan kontainer yang ita clone


43. Lalu ketik Ip a untuk mengetahui Kita mendapat IP berapa


44. Kalian bisa pakai software remote ssh tapi disini saya pakai cmd saja ketikkan command "ssh root@ip container 2"


45. Lalu step terakhir adalah ping 8.8.8.8


Jadi, Jika kedua Kontainer kalian bisa di remote melalui perngkat lain + bisa ping 8.8.8.8, berarti itu tandanya tugas Instalasi dan Konfigurasi Proxmox kalian telah selesai, 
Selamat yaa!!!

Itu dia semua tahapan instalasi Proxmox dari awal hingga selesai. Semoga penjelasan ini bisa memudahkan kamu dalam mengerjakan tugas atau membangun server sendiri. Jangan ragu untuk eksplorasi lebih lanjut dan terus belajar ya!


WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Postingan populer dari blog ini

 Cara Konfigurasi DHCP Server Pada Debian 10 Step by Step Lengkap Dengan Screenshot     Halo Sobat TKJ, nama saya Afgan Khamid Alghifari majid , di sini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana cara untuk meng-konfigurasi atau melakukan setting DHCP Server pada sistem operasi Debian 10. Penasaran bagaimana caranya? Yuk simak baik baik ya! Pengertian DHCP Server         Tentu di antara kita sudah ada yang pernah mendengar apa itu DHCP server bukan? Yup betul sekali, DHCP server atau Dynamic Host Configuration Protocol adalah perangkat yang bertanggung jawab untuk mengelola, mengisi, menetapkan, dan mendistribusikan alamat IP secara otomatis ke setiap client di jaringan yang sama. Dengan kata lain, DHCP server adalah salah satu sistem yang membantu administrator dalam menetapkan alamat IP.  Fungsi DHCP Server         DHCP Server memiliki beberapa fungsi, di antaranya ialah : - Mengelola dan mendistribusikan alamat IP Add...
 CARA INSTALL LINUX DEBIAN DI VIRTUALBOX DAN SETTING IP ADDRESS STEP BY STEP LENGKAP DENGAN SCREENSHOT Assalamualaikum Wr. Wb     Halo semuanya!, perkenalkan saya Afgan Khamid Alghifari majid salah satu siswa TKJ dari sekolah SMK Negeri 1 Cerme, di sini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana cara untuk menginstall Operating system Debian sebagai server di Virtualbox dan bagaimana cara untuk mengatur IP nya juga. Sejarah Debian   Selamat datang, para pembaca yang budiman. Artikel ini mengajak Anda untuk menjelajahi salah satu distro Linux yang paling ikonik dan dihormati dalam komunitas open-source, yaitu Debian. Sebagai salah satu sistem operasi yang memiliki sejarah panjang dan warisan yang kaya, Debian telah menjadi fondasi bagi banyak distribusi Linux populer yang ada saat ini.   Debian adalah salah satu sistem operasi berbasis Linux yang peminatnya sudah cukup banyak. Sistem operasi Debian pertama kali dikenalkan oleh salah satu mahasiswa Universitas Pu...
 CARA INSTALASI DAN KONFIGURASI DATABASE SERVER DI DEBIAN 10. STEP BY STEP, LENGKAP DENGAN GAMBAR                 Halo sobat TKJ balik lagi dengan saya Afgan dalam pembahasan seputar Debian Server. Kali ini Axel akan membagikan sedikit tips bagaimana cara melakukan installasi dan kofigurasi Database server di Debian 10, penasaran bagaimana caranya? YUK LANGSUNG SAJA KITA MULAI!!      Pengertian Database Server    Pasti sebagian dari sobat TKJ tidak asing dengan kalimat "Database Server" bukan? sebenernya apasih Database Server itu? nah Database server adalah sebuah program komputer (server) yang bertugas untuk mengelola, mendistribusikan, serta menyimpan database dengan menggunakan model client server.      Dengan database server, lalu lintas data dapat berjalan dengan baik, kebutuhan data secara real time dapat didapatkan dengan mudah, dan integrasi data dari berbagai sumber berbeda bisa dila...